Pria Ditahan Setelah Dugaan Upaya Kedua Pembunuhan Terhadap Mantan Presiden Trump
- Selasa, 17 September 2024
riauraya.tv — Pihak berwenang telah menangkap seorang pria berusia 58 tahun terkait dugaan upaya kedua pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump di Trump International Golf Club, West Palm Beach, Florida.
Tersangka, yang diidentifikasi sebagai Ryan Wesley Routh, ditahan pada hari Minggu setelah konfrontasi dengan agen Secret Service, yang melepaskan tembakan ke arahnya. Routh memiliki riwayat panjang kasus kriminal dan perdata, termasuk vonis pada tahun 2002 atas kepemilikan senapan mesin, yang menambah keseriusan tuduhan saat ini.
Pejabat penegak hukum mengatakan bahwa Routh sedang "bersembunyi" menunggu mantan presiden sebelum agen Secret Service campur tangan. Menurut Jaksa Negara Bagian Palm Beach County, Dave Aronberg, Routh diduga mengarahkan senjata ke salah satu agen, yang kemudian menembaknya. Routh ditangkap tak lama setelah itu oleh satuan lalu lintas sheriff Martin County di Interstate 95, tepat di utara Palm Beach.
Sementara rincian lengkap insiden ini masih berkembang, pihak berwenang mengindikasikan bahwa pemerintah federal akan menangani proses hukum, dengan kemungkinan dakwaan termasuk upaya pembunuhan.
Riwayat kriminal Routh mencakup beberapa dekade, dengan catatan pengadilan di Carolina Utara mengungkapkan lebih dari 100 dakwaan kriminal terhadapnya, termasuk vonis atas membawa senjata tersembunyi, kepemilikan barang curian, dan tabrak lari.
Pada tahun 2002, dia divonis atas kepemilikan senapan mesin, yang diklasifikasikan sebagai senjata pemusnah massal, setelah pengejaran kendaraan dan pengepungan di sebuah perusahaan atap di Greensboro, Carolina Utara. Meskipun memiliki catatan kriminal yang luas, Routh belum pernah menjalani hukuman penjara negara bagian.
Selain riwayat kriminalnya, Routh juga vokal tentang pandangan politiknya, terutama terkait dukungan AS untuk Ukraina. Dalam beberapa tahun terakhir, ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap kepemimpinan AS, dan mendukung peningkatan bantuan bagi perang Ukraina melawan Rusia.
Dia menjabat sebagai direktur sebuah kelompok yang dia sebut sebagai International Volunteer Center, yang bertujuan untuk mendukung pejuang asing di Ukraina. Namun, dia mengkritik Ukraina karena sulit diajak bekerja sama, dengan alasan kecurigaan terhadap warga asing sebagai mata-mata Rusia.
Sikap politik Routh terhadap Trump juga berubah drastis selama bertahun-tahun. Meskipun awalnya mendukung pencalonan pertama Trump sebagai presiden pada 2016, dia kemudian menjadi sangat kritis. Dalam serangkaian unggahan di media sosial pada tahun 2020, Routh mengecam Trump, menyebutnya “bod*h” dan mengungkapkan kekecewaannya terhadap kepemimpinannya. Dia juga menyuarakan dukungan untuk Senator Bernie Sanders dan melakukan sumbangan kecil ke platform penggalangan dana Demokrat, ActBlue, selama siklus pemilu 2019–2020.
Jaksa federal diharapkan untuk mengajukan tuntutan dalam beberapa hari mendatang. Routh dilaporkan tenang dan patuh saat dia ditangkap. Pihak berwenang terus menyelidiki motif di balik dugaan upaya pembunuhan ini, meskipun tidak ada indikasi langsung bahwa sikap Trump terhadap Ukraina menjadi faktor dalam tindakan Routh. (aph)
Jangan lupa subscribe, like, komen dan juga kunjungi Instagram kami @riauraya.tv